Friday 26 February 2010

Tangisan Rasulullah

Siang itu Ali bin Abi Thalib dan Fatimah binti Rasulullah meninggalkan rumah untuk berkunjung ke rumah Rasulullah SAW. Semenjak menikah dengan Ali, Fatimah tidak lagi tinggal bersama Rasulullah. Maka sebagai pengobat rindu hati Fatimah dan Ali terhadap Rasulullah, mereka selalu meluangkan waktu untuk mengunjungi sang ayah.

Namun pada kunjungan hari itu mereka mendapati Rasulullah tidak sebagaimana biasanya. Dari luar rumah terdengar suara tangisan Rasulullah yang menyayat hati. Ali dan Fatimah berhamburan masuk ke dalam rumah ingin segera mengetahui apa yang sedang terjadi dengan Rasulullah.

Rasulullah sedang duduk termenung di dalam rumah. Tergurat kesedihan yang amat dalam di wajahnya. Air matanya terus meleleh membasahi kedua pipi yang putih bagaikan pualam. Sesuatu yang besar telah terjadi hingga Rasulullah menangis tiada henti.

“Assalamua’alika Ya Rasulallah… Apa yang telah terjadi…” tanya Ali.
“Wahai ayah, sesuatu apakah yang telah membuat ayah bersedih. Mengapa air mata ayah terus menetes?” sambung Fatimah.
Rasulullah memandang putri dan menantunya, lalu beliau berkata,

“Tadi malam ada seseorang yang mengajakku naik ke langit… Lalu membawaku ke suatu tempat yang sangat mengerikan. Jurang-jurang dalam yang dipenuhi dengan api yang berkobar… Lalu aku melihat orang-orang perempuan dari umatku yang disiksa dengan bermacam-macam siksaan. Begitu dahsyatnya siksaan itu hingga mereka menjerit-jerit kesakitan. Itulah sebabnya mengapa aku menangis seperti ini”. “Wahai anakku…

Diantara siksaan itu, aku melihat perempuan-perempuan yang digantung dengan rambutnya lalu otaknya mendidih”.
“Kemudian aku melihat perempuan-perempuan yang digantung dengan lidahnya, lalu air panas mendidih dituangkan ke tenggorokannya”.
“Di sudut yang lain aku melihat perempuan-perempuan yang diikat kedua kakinya hingga puting payudaranya dan kedua tangannya diikatkan pada ubun-ubunnya, kemudian Allah memerintahkan ular-ular berbisa dan kalajengking untuk menggigit dan menyengat tubuh-tubuh mereka”.
“Tidak hanya itu. Ada lagi perempuan-perempuan yang digantung dengan kedua puting payudaranya”.
“Lalu aku lihat perempuan-perempuan berkepala babi namun tubuh mereka seperti keledai dan telah disiapkan untuk mereka satu juta macam siksaan yang lain”.
“Aku juga melihat perempuan-perempuan yang wajahnya seperti anjing, sedangkan api masuk dari mulutnya dan keluar dari duburnya, lalu malaikat memukul mereka dengan palu-palu dari api”.

Rasulullah diam. Sesekali beliau mengusap air mata yang membasahi pipinya. Lalu bertanyalah Fatimah, “Wahai Ayahku tercinta, Apakah yang telah diperbuat oleh perempuan-perempuan itu? Sehingga mereka harus menerima siksaan yang sangat mengerikan itu?”

Rasulullah menjelasakan, “Wahai putriku, perempuan-perempuan yang digantung dengan rambutnya itu adalah perempuan yang tidak mau menutup rambutnya dari laki-laki yang bukan mahram”. Dia malah bangga apabila ada laki-laki yang terpesona dengan keindahan rambutnya sehingga dia enggan mengenakan kerudung atau jilbab.

“Sedangkan perempuan-perempuan yang digantung dengan lidahnya adalah mereka yang mulutnya sering mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan hati suaminya”. Istri yang seharusnya bertutur kata yang baik, lemah lembut dan santun terhadap suami, ternyata malah sering melontarkan umpatan, celaan, hinaan dan kata-kata yang kasar. Maka itulah pembalasan yang setimpal dengan perbuatannya.
“Lalu perempuan-perempuan yang digantung dengan puting payudaranya itu adalah perempuan yang menyakiti suami di tempat tidur”. Dia suka menolak ajakan suami di tempat tidur dengan tanpa alasan yang jelas.
“Lalu kenapa dengan perempuan-perempuan yang kedua kakinya diikat hingga puting payudaranya dan tangannya sampai ubun-ubun, lalu tubuhnya digerogoti ular dan kalajengking itu Ya Rasulullah…” tanya Fatimah.
“Mereka adalah perempuan yang tidak mau segera mandi junub setelah suci dari haid dan suka melalaikan shalat” jawab Rasulullah
“Bagaimana dengan perempuan-perempuan yang berkepala babi dan bertubuh keledai? Kesalahan apa yang telah mereka lakukan?” tanya Fatimah.
“Wahai Fatimah, mereka adalah perempuan yang suka mengadu domba dan suka berbuat dusta”. Dia sebarkan berita-berita dusta untuk mengadu domba manusia.
“Sedangkan perempuan-perempuan yang yang bertubuh seperti seekor anjing, lalu api dimasukkan ke mulutnya dan keluar melalui duburnya adalah perempuan yang suka mengungkit ungkit pemberian dan suka dengki terhadap kenikmatan yang orang lain” jelas Rasulullah.
Fatimah dan Ali tertegun mendengar cerita yang merupakan kejadian nyata yang dilihat oleh Rasulullah dalam perjalanan Isra’ Mi’raj. Allah sengaja menunjukkan kejadian-kejadian itu kepada rasulNya agar menjadi peringatan bagi seluruh umat, khususnya orang-orang yang beriman.

Di akhir cerita Rasulullah berpesan kepada Fatimah, “Wahai anak perempuanku.. Celaka bagi seorang istri yang menentang pada suaminya” Hadits Riwayat Az Zawajir

Sahabat, jangan ditunda-tunda lagi kita harus terus menerus memproses diri untuk memperbaiki cara beragama kita selama ini, jangan merasa sudah sempurna kemudian kita berhenti belajar.

siapa lagi panutan yang layak kita dengar kalau bukan Rosulullah, melaksanakan pesan-pesan Beliau adalah bukti kecintaan kita kepada Rasulullah SAW.




0 comments:

Post a Comment