Friday 25 March 2011

TERBAKAR TAK BERAPI

Dunia memang di penuhi dengan kesibukan penghuninya yang begitu banyak. Begitu juga Bella yang slalu sibuk dengan berbagai aktifitasnya di sekolah maupun di luar sekolah. Bella adalah seorang pelajar yang menganggap dirinya biasa-biasa saja, baginya tak ada yang istimewa pada dirinya. Ia menjalani hidup apa adanya. Sebagaimana seorang pelajar yang duduk di bangku SMU Bella lebih mengutamakan pelajaran daripada urusan ini itu yang hanya membuang waktunya saja, terutama dalam hal percintaan.
Kehidupan Bella yang bisa di bilang sangat sempurna dengan adanya berbagai fasilitas mewah tak membuat dirinya menjadi anak yang sombong, ia turut berbaur dengan orang-orang kebanyakan. Bellapun memiliki banyak teman, tapi ia memiliki dua orang teman dekat Riko dan Lala.
Ketika usai liburan yang cukup panjang, seperti biasa Bella kembali bersekolah sama seperti siswa siswi lainnya. Baru saja tiba di sekolah, Bella langsung kebingungan oleh siswa siswi yang berkerumunan di mejanya, sampai-sampai mulai dari pintu masuk kelas Bella harus berdesak-desakkan dengan siswa-siswi lain untuk bisa sampai menuju mejanya. Ternyata meja Bella di tutupi dengan selembar kertas karton yang di tulis beberapa bait puisi.
“ Ya Allah Bel, aku nggak nyangka kamu punya penggemar rahasia ! ” si Lala langsung nyerocos di depan Bella. “ Ayo dong baca puisinya ” tambah Lala lagi.
“ Kurang kerjaan banget aku bacain puisi yang entah dari mana asal usulnya ini ! “ tolak Bella.
“ Lala Lala, kayak nggak tau aja kamu gimana Bella. Dia kan anti banget sama hal-hal yang berhubungan dengan percintaan , termasuk puisi ini ! “ Riko mengingatkan Lala bagaimana sifat temannya yang satu ini.
“ Makasih ya Ko, kamu udah ngingetin Lala yang super duper pelupa ini. Kamu memang teman aku yang paling perhatian “ Bella memuji Riko.
Namun Bella tetap membaca puisi itu meskipun dalam hati. Ia mulai membaca puisi itu perlahan.



EMBUN PAGI

Lembut terasa sentuhan embun pagi
Tapi tak selembut bila ku menyentuh tanganmu
Embun pagi yang slalu kurasakan mengingatkanku akan dirimu
Kau begitu anggun
Kau slalu membuatku kagum
Sama seperti embun pagi yang slalu menandakan cuaca akan panas

Mungkin...
Aku butuh perjuangan panjang untuk bisa membuatmu sadar akan perlunya keberadaan cinta di dalam hidup...
Aku hanya ingin kau sadar akan itu...
Cinta itu anugrah...
Mengapa kau meniadakan cinta dalam hidupmu???
Tak adakah seorangpun yang kau cintai di dunia ini??
Aku hanya ingin menyadarkanmu..
Betapa banyak orang yang mengagumimu sekaligus ingin menjadi orang yang istimewa bagi dirimu..
Salah satunya Aku...

By: Diriku yang tak Sempurna

Setelah selesai membacanya, Bella bermaksud ingin merobek kertas karton tersebut. Tapi Riko mencegahnya.
“ Jangan Bel, biar aku saja yang menyimpannya “
“ Ngapain kamu pengen nyimpan ini, ? kamu pasti naksir ya sama penulis puisi ini,   hayo?? “ Bella ngeledekin Riko sambil tersenyum menggoda.
“ Sembarangan ya kamu, aku masih normal kok ! Aku Cuma penasaran aja sama penggemar rahasia kamu ini “ Riko membantah.
Siswa-siswi yang berkerumunan tadi sudah lama bubar setelah Bella menghampiri teman-temannya. Karna bel masuk sudah berbunyi, siswa siswi segera mengikuti pelajaran bagaimana semestinya.
***
Bella tidak terlalu memikirkan siapa penulis puisi tersebut, tapi ia memikirkan apa yang ada di dalam puisi itu. Apakah benar ia meniadakan cinta dalam hidupnya??. Sejenak pikirannya jauh melambung tinggi,memikirkan kedua orangtuanya. Apakah mereka tak menyayanginya??. Bella jarang bertatap muka dengan kedua orangtuanya. Kesehariannya hanya di temani pembantu, kebersamaan dengan kedua orangtuanya slalu ia inginkan. Seharusnya di saat kita bangun pagi sampai menutup mata kembali orangtualah yang slalu kita temui. Tapi tidak dengan Bella, mulai dari sarapan pagi, pulang sekolah, sampai ia beranjak hendak pergi tidur pembantunya lah yang slalu ia temui.
Kedua orangtua Bella slalu sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Entah apa yang mereka pikirkan, sampai-sampai untuk sarapan pagi atau makan malam saja mereka tak bisa menemani Bella. Walaupun kedua orangtua Bella menanyakan keadaannya melalui telepon, memenuhi semua kebutuhannya, dan memberikan fasilitas yang sangat cukup, tapi tetap saja Bella tidak puas dengan semua itu. Karna yang ia inginkan adalah kebersamaan bersama kedua orangtuanya.
Terkadang terpikirkan olehnya, lebih baik ia hidup serba kekurangan tapi slalu bahagia dengan keberadaan kedua orang tuanya. Tapi ia juga berpikir, apa yang di inginkan oleh orang-orang yang tak berada. Apakah mereka menginginkan kehidupan sepertinya???

***

Seminggu sudah Bella bersekolah sejak awal usai liburan kemaren. Kejadian hari pertama masuk sekolah kemaren kembali terulang lagi. Tapi ini beda keadaan, karna Bella menemukan amplop di dalam tasnya setelah jam istirahat berakhir. Bella tak segera membacanya, karna tak ingin ketinggalan pelajaran yang di terangkan gurunya di depan kelas. Ia pun berniat membacanya setelah pulang sekolah.

Seperti biasa, Bella pulang sekolah bersama kedua sahabat karibnya. Bella menceritakan surat yang ia temukan di dalam tasnya itu. Ia langsung membacakan isi surat itu di depan kedua sahabatnya.

Bella, ini aku..
Orang yang slalu mengagumimu. Maaf ya, zaman modern seperti sekarang ini aku masih menggunakan surat sebagai media curahan hatiku padamu. Aku memang bodoh, berusaha untuk menyadarkanmu yang sudah jelas jelas tidak sama sekali peduli akan   cinta ! Tapi aku tak peduli, karna ini adalah sebuah tantangan bagiku.
Bel, mungkin kamu tak sedikitpun penasaran bahkan memikirkan siapa aku ini. Biar kujelaskan,aku ini hanyalah orang yang tak mempunyai keberanian untuk menampakkan diri di hadapanmu, bahkan agar kau bisa membaca surat ini aku harus sembunyi-sembunyi menaruhnya di dalam tasmu, begitu juga dengan puisi konyol kemaren.
Tapi ini adalah caraku untuk bisa meluluhkan hatimu, orang yang slalu mengagumimu. Dan aku ingin menjadi orang yang istimewa bagimu, karna bagiku kau adalah yang teristimewa. Besok, pada hari ulang tahunmu aku akan berdiri di hadapanmu dan aku akan menyatakan semua yang ada di hati ini. Jangan kaget setelah kau tau siapa aku. Tunggulah dua hari lagi.

By: Diriku yang tak Sempurna


Setelah membaca surat itu Bella baru menyadari dua hari lagi umurnya genap 17 tahun. Lalu ia segera menoleh pada kedua sahabatnya.
Bella pun bertanya pada mereka “ Menurut kalian siapa yang menulis surat ini ??? “
“ Hmm... Mungkin malaikat dari surga “ jawab Riko sambil tertawa kecil.
“ Ya ampun Ko, kamu ini gimana sih, ? liat tuh wajah Bella jadi murung gitu. Itu tandanya dia lagi serius Ko ! “ sanggah Lala.

“ Ma’afin aku ya Bel, aku nggak maksud bikin kamu murung kayak gini. Biasanya kan kamu nggak ada serius-seriusnya dalam hal ini, skali lagi ma’afin aku ya. ” kata Riko mengungkapkan penyesalannya.
Bella pun langsung berkata “ Aku nggak marah kok Ko, tapi surat ini bikin aku jadi penasaran juga. “
“ Wah !!! Miss Say No to Love bisa penasaran juga yaa... Mungkin hatinya udah luluh kali ya karna puisi dan surat dari si penggemar rahasia ! ” Lala menggoda Bella sambil tertawa geli. Riko pun tertawa terbahak-bahak karnanya.
Kemudian mereka segera beranjak pulang, Riko yang membawa motor langsung melaju menuju rumahnya. Sedangkan Bella terlebih dahulu mengantarkan Lala dengan mobilnya.
Di perjalanan pulang Bella dan Lala hanya terdiam. Entah apa yang mereka pikirkan, dan entah sampai sejauh mana pikiran mereka melambung tinggi, yang ada hanyalah suara desiran angin beserta debu yang di bawanya.
***
Malamnya, Bella kembali melambungkan pikiran setinggi mungkin. Ia kembali mengingat kedua orangtuanya. Bella memikirkan apakah orangtuanya menyayanginya, dan apakah mereka ingat dua hari lagi ia berulang tahun???
Bella tak menginginkan pesta besar-besaran di hari ulang tahunnya. Tapi ia slalu ingin dan sangat menginginkan kehadiran mereka di hari ulang tahunnya. Karna bagi Bella itulah kado ulang tahun yang paling istimewa dan sangat berharga baginya.
Mungkin Bella salah menilai kedua orangtuanya. Karna di saat ia selesai mandi dan menuju ruang makan, terlihatlah Ayah Bundanya sudah menunggu di meja makan. Mereka tersenyum melihat anak semata wayang yang tlah begitu lama mereka tinggalkan, Bella pun tersenyum bahagia melihat kedua orangtuanya dan langsung duduk di samping Ayahnya.
“ Bella senang bisa sarapan bersama kedua orangtua Bella “ kata Bella dengan mata berkaca-kaca.
Bunda Bella langsung berkata “Ma’afin Ayah dan Bunda ya Bel, selama ini kamu pasti kesepian. “ Bella hanya mengangguk.
“ Kami seperti ini semata-mata hanya untuk kamu nak, untuk apa kami bekerja kalau bukan untuk kamu.  “ sambung Ayah Bella.
“Iya Bel, besokkan hari ulang tahunmu. Karna besok kami harus keluar kota makanya hari ini kami menyempatkan pulang “ Bunda Bella menjelaskan.
“ Ooo,,ya udah Bella berangkat sekolah dulu ya Bun, Ayah... “ Bella berkata pelan.
“ Hati-hati ya nak.. “ Ayah Bella mengingatkan..

***

Sebenarnya Bella kecewa pada Ayah dan Bundanya. Ia menyangka mereka akan hadir di hari ulang tahunnya, tapi nyatanya tidak. Bahkan mereka pergi sebelum hari ulang tahun Bella.
Bella teringat akan penggemar rahasianya nan puitis itu. Banyak pertanyaan yang ada di pikiran Bella saat ini. Siapa sebenarnya orang itu dan akankah ia benar-benar terkejut saat si puitis itu hadir di hadapannya???
Tak dapat Bella pungkiri, bahwa apa yang di katakan si puitis itu memang benar. Tak mungkin ia meniadakan cinta dalam hidupnya, karna cinta itu anugrah. Semua orang tau itu, tapi mengapa Bella baru menyadarinya sekarang??? Mungkin ia harus berterima kasih pada orang yang mengaguminya itu, karna dia tlah menyadarkan Bella. Runtuhlah prinsip Bella saat itu juga, di malam ketika ia masih melambungkan pikirannya setinggi mungkin.

***

Hari ulang tahun Bella yang di tunggu-tunggu pun tiba. Tepatnya Selasa sore tanggal 26 April ia merayakan ulang tahunnya. Para tamu undangan sudah memenuhi taman belakang rumah Bella, begitu juga Lala sahabat Bella. Tapi setelah acara sudah mau mulai Riko belum juga datang. Lala sudah berulang kali menelpon tapi tidak di angkat.
Akhirnya sampailah pada saat acara memotong kue. Tapi saat Bella akan memotong kue, tiba-tiba Riko datang dan secara otomatis Bella menghentikan niatnya untuk memotong kue.
Riko langsung berteriak “ STOP !!!! Bel, aku ingin kau mengajakku untuk memotong kue itu bersamamu. “
“ Riko,, tentu saja aku akan mengajakmu memotong kue ini. Dan aku juga akan mengajak Lala kok, tenang saja. Kalian kan sahabat aku. “ Bella berkata tanpa memahami perkataan Riko tadi.
“ Bel, aku tau itu. Tapi ini lain, Bel. Aku sekarang berdiri di hadapanmu !!! Tak kah kau ingat??? “ Riko berusaha mengingatkan.
Tentu saja Bella bingung dengan apa yang di katakan Riko.
Tapi setelah lama di dalam kebingungan, Bella langsung terkejut.
“ Jadi????!!! Riko???!!! Jadi kamu yang... “belum lagi Bella selesai bicara Riko langsung berkata “ Iya Bel, orang itu aku!!! Akulah orang yang mengagumimu slama ini. Tak kah kau menyadari itu, Bel??? Akulah orangnya!! Akulah yang menulis surat dan puisi itu  Bel!! “
 Bella masih terdiam sambil menatap kaku kolam belakang rumahnya. Kali ini dan untuk pertama kalinya ia mulai melambungkan pikirannya di depan orang banyak. Ia menatap lekat air yang mengalir di kolam itu dan mulai membayangkan seperti itulah kehidupannya sekarang ini. Seperti air yang slalu mengalir tanpa henti.
Dan Bella tlah menyadari bahwa kehidupannya sekarang ini juga bagaikan TERBAKAR TAK BERAPI, kesedihannya tak pernah tampak. Rasa sepi yang ia rasakan tak pernah ia ceritakan pada siapapun, karna dengan menceritakan semuanya pada ornag lain tak kan merubah jalan hidupnya. Kini ia memutuskan untuk menjalani semuanya seperti air kolam yang mengalir itu.
Bella pun sadar dari lamunannya yang agak lama dan terkesan tidak menanggapi apa yang di katakan Riko tadi.
“ Bel??? Aku hanya ingin kau sadar Bel, semua orang pasti mempunyai cinta di hatinya. Begitu juga aku, ada kamu di hati ku, Bel. Kamu mau nggak jadi orang yang istimewa buat aku??? “ Riko mengungkapkan semua isi hatinya.
Bella mengangguk dan langsung menjawab “ Iya Ko, aku mau jadi orang yang istimewa buat kamu. Dan aku mau kamu jadi orang yang istimewa bagiku. Makasih ya Ko, kamu tlah menyadarkan aku dengan semua ini. “
Riko tersenyum bahagia mendengar jawaban dari Bella.
Lala pun ikut tersenyum bahagia karnanya. Para tamu undangan bertepuk tangan menyaksikan kebahagiaan mereka.

***

Sejak saat itu Bella benar-benar tlah merubah prinsip, ia tidak lagi meniadakan cinta dalam hidupnya. Karna semua orang butuh cinta, karna cinta orang bahagia dan bisa hidup damai.

0 comments:

Post a Comment